CNO,Lebak – Warga Dan Aktivis Minta Penanganan Dampak Batu Bara Dari Kapal Tongkang Amurang BG Mannalines 815 Yang Tumpah Di Pantai Bayah Dan Panggarangan, Jangan Jadi Polemik
Warga Kp Ciwaru, Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, berjibaku evakuasi batu bara di atas kapal tongkang yang terdampar di pantai Ranca berem/ BTN, tanggal 01/8/24.
Kapal Amurang BG Mannalines 815 sebagai transporter batu bara milik PT Gaharu tersebut, terdampar, sehingga muatannya tumpah kelaut dan masih ada sebagian batu bara tersebut masih di badan tongkang, dan kemarin hari Selasa 06/8/24, batu bara yang masih ada di kapal tongkang mulai di evakuasi oleh warga Kp Ciwaru, Desa Bayah Barat.
Investigasi awak media ini, di dapat informasi, bahwa evakuasi batu bara tersebut mendapat rekomendasi dari pihak transporter,” terang sejumlah narasumber awak media ini yang identitasnya tidak mau di sebutkan. Namun hal ini, telah menusi kritikan beberapa warga Bayah, dan mereka bilang, ko batu bara yang masih di kapal tongkang bisa di evakuasi dan mendapat rekomendasi, tapi yang tumpah ke laut / pantai di biarkan alias belum ada penanganan dari pihak pihak terkait, termasuk pihak Sahbandar,” terang WN warga Ciwaru kepada awak media ini di lokasi, Selasa 06 Agustus 2024
WN sangat menyayangkan kepada perusahaan selaku pemilik barang/ batu bara, PT Cemindo, DLH, DLHK, Sahbandar, kok cuek bebek saja, diam tidak melakukan tindakan atas dampak lingkungan yang terjadi, dan ini sudah hari ke 6 dari kejadian ini ,” tegas WN.
Sebagai warga Kp Ciwaru Bayah WN, meminta Dinas lingkungan hidup untuk secepatnya menindak pemilik 7500 ton batu bara yang tumpah ke pantai Bayah dan sekitarnya.
Masih kata WN, selain batu bara, badan kapal tongkang, sudah terlihat korosi dan hancur karena arus laut, dan korosi ini jelas akan menimbulkan dampak,” ujarnya.
Bahkan sudah ada kepingan bagian badan kapal yang sudah terlepas, jika ini di biarkan, bisa berbahaya bagi nelayan dan lingkungan,” pungkasnya.
Hal ini/ terjadinya insiden kapal tongkang pengangkut batu bara dan tumpah kepantai Bayah dan Cikumpay, mendapat kritikan tajam dari seorang aktivis senior Baksel yaitu Wijaya Darma Sutisna mengatakan, dirinya meminta kepada pihak pemilik barang tersebut, dan pihak pihak terkait harus bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian ini, jangan sampai jadi polemik di masysrakat,” tegasnya.
Masih kata Entis Bule, nama beken dari Wijaya Darma Sutisna, terkait dengan batu bara yang masih ada di kapal tongkang, kalau mau di evakuasi dan di berikan ke warga, jangan hanya ke satu wilayah, karena dampak yang terjadi bukan saja di wilayah Bayah, ke wilayah panggarangan pun dampak ini sama, untuk itu, pihak terkait, harus bisa mengakomodir semua yang terdampak,” tegasnya.
Lebih lanjut kata Entis Bule, peristiwa ini jangan jadi polemik di masyarakat, masyarakat pun sudah pintar, maka, untuk itu Saya berharap Sahbandar yang punya otoritas harus bersikap tegas dengan tugasnya, jangan ada kesan timpang sebelah, yang bisa menimbulkan polemik,” pungkasnya.
Sementara Tegar selaku pihak transporter saat di hubungi via pesan WhatsApp mengatakan, terkait barang/ batu bara itu bukan punya kita, kami hanya transporter Pak,” singkatnya.
Pernyataan Sdr Tegar diatas, berbeda, ketika dirinya dengan rekom yang di berikan kepada warga yang mengevakuasi batu bara dari badan kapal tongkang, lalu ada apa ini..?
Batu bara yang masih diatas kapal tongkang boleh di evakuasi alias di tangani, tapi yang sudah berceceran di pantai, masih di biarkan, ada apa ini, apa konfirmasi kah ini, awak media ini akan terus melaksanakan investigasi terus sampai kasus ini tuntas.
(Didin,tata,rasta)