Sekjen komik,Aweng
Lebak,CNO – Sekretaris Umum Komunitas Media Lebak (Komik) Awaludin, membagikan pandangannya tentang perbedaan tawa antara orang kaya dan orang miskin.
Menurutnya, tawa orang kaya seringkali merupakan ekspresi kegembiraan dan kepuasan atas pencapaian yang mereka capai.
“Sementara tawa orang miskin bisa menjadi mekanisme koping untuk menutupi kesedihan dan tekanan yang mereka alami,” kata Awaludin saat gelar ngopi bareng di Rangkasbitung, Kamis 12 Juni 2025.
Dia menjelaskan, orang kaya yang memiliki akses lebih besar ke sumber daya yang mendukung kesuksesan, seperti pendidikan yang baik dan peluang ekonomi yang luas, seringkali mengekspresikan tawa sebagai bentuk kegembiraan dan kepuasan atas pencapaian yang mereka capai.
“Tawa ini mencerminkan kebahagiaan dan rasa pencapaian yang nyata,”katanya
Lanjut Awaludin, di sisi lain, orang miskin yang menghadapi tantangan hidup yang lebih berat, seperti keterbatasan akses ke sumber daya dasar dan tekanan sosial, seringkali menggunakan tawa sebagai mekanisme koping untuk menutupi kesedihan dan frustrasi yang mereka alami.
“Tawa ini bisa berfungsi sebagai pelindung emosi untuk menghadapi kesulitan sehari-hari dan menjaga semangat,”ucapannya
Awaludin menekankan bahwa perbedaan ini tidak selalu berlaku secara universal dan dapat bervariasi tergantung pada individu dan konteks spesifik. “Tawa bisa memiliki berbagai makna tergantung pada situasi dan orang yang melakukannya,”ujarnya
Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa tawa dapat memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks dan individu yang melakukannya.
komik