SERANG, CNO – H. Pujiyanto Aktivis Muda Banten, Putra Goib mengatakan Empat hari terakhir bangsa ini diguncang gelombang besar. Jalanan Senayan kembali bergemuruh oleh suara mahasiswa, spanduk kembali berkibar, orasi kembali menggema, dan aparat kembali berbaris mengawal.
Namun dari semua keramaian itu, ada satu tragedi yang menghantam nurani kita bersama, peristiwa naas yang menimpa seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan.
“Affan Kurniawan tewas terlindas mobil aparat di tengah kericuhan, Affan bukan aktivis, bukan tokoh, bahkan bukan orang yang mencari panggung. Ia hanya anak muda sederhana yang bekerja untuk keluarga, namun pulang dalam keadaan terbujur kaku,”papar Pujiyanto. Jumat (29/08).
“Kita semua berduka, bahkan saya pribadi menyampaikan simpati mendalam bagi keluarganya,”sambungnya.
Tragedi ini bukan sekadar insiden lalu lintas, ini adalah tanda bahwa ada yang salah dengan sistem Negara dalam menjaga rakyatnya. nyawa rakyat kecil sering kali menjadi korban di tengah hiruk pikuk politik elit.
“Di sinilah kita perlu kembali bertanya, kemana arah pergerakan mahasiswa dan rakyat harus dibawa?,”jelas Pujiyanto.
H. Pujiyanto Aktivis Muda Banten ||Sejarah Bangsa Mengajarkan Bahwa Mahasiswa Selalu Menjadi Garda Depan Perubahan
Sejarah bangsa mengajarkan bahwa mahasiswa selalu menjadi garda depan perubahan. Dari tahun 1966 hingga 1998, dari kampus ke jalan raya, mahasiswa membuktikan diri sebagai kekuatan moral yang menekan kekuasaan agar kembali pada rakyat.
Namun sejarah juga mencatat, setiap kali gelombang besar muncul, selalu ada tangan-tangan yang mencoba menunggangi. Ada elit yang melihat darah mahasiswa sebagai tiket menuju kursi, ada kelompok yang meniupkan api bukan untuk menerangi jalan, melainkan untuk membakar persatuan.
Pujiyanto menegaskan, bahwa sasaran utama pergerakan saat ini harus jelas, fokus titik aksi unjuk rasa yakni di gedung DPR RI.
“Parlemen adalah rumah rakyat, dan kalau rakyat marah, di sanalah mereka harus mengetuk pintu. Jika mahasiswa ingin menuntut perubahan, maka, orasi harus diarahkan,”tutur Pujiyanto.
‘DPR bukan sekadar simbol, tapi tempat semua keputusan politik bangsa ini dilahirkan. Kalau mereka tuli, kalau mereka pura-pura tidak dengar, maka rakyat berhak mengetuk lebih keras,”imbuhnya.
Namun di balik fokus itu, sambung Pujiyanto, terdapat beberapa hal yang sama pentingnya guna menjaga gerakan murni tanpa ditunggangi kepentingan. Sehingga mengakibatkan terkurasnya energi mahasiswa dan rakyat yang tulus dipelintir oleh kepentingan sempit.
“Saya melihat gelagat buruk dari sebagian kelompok yang bertugas sebagai provokator, dengan gaya provokasinya serta memanfaatkan momentum ini demi kepentingan politik busuk beberapa pihak, Mereka masuk dengan spanduk, berorasi, penyampaian narasi yang manis di media sosial, namun tujuannya bukan membela rakyat, melainkan meraih kekuasaan,”tegas Pujiyanto.
Lebih lanjut disampaikan Pujiyanto, dirinya mengingatkan untuk tidak melupakan sejarah, pasalnya, bangsa ini pernah hancur karena perpecahan. Menurutnya, Sejarah kelam selalu dimulai dari adu domba, politik uang, musuh bersenjata, senjata media, dan lainnya. Namun , selama rakyat dan mahasiswa bersatu, mereka penghianat bangsa.red tidak akan pernah bisa mengalahkan kita.
“Persatuan adalah senjata kita yang paling ampuh, hanya bisa dijaga jika kita berpegang pada tujuan, menegakkan keadilan, melindungi rakyat kecil, memastikan kekuasaan berpihak pada bangsa, bukan pada segelintir elit,”jelas Pujiyanto.
H. Pujiyanto Aktivis Muda Banten ||Tragedi Affan Harus Menjadi Titik Balik Rakyat Kecil Harus di Lindungi Bukan Dikorbankan
Tragedi Affan harus menjadi titik balik, bukan sekadar berita satu minggu. Peristiwa tersebut harus menjadi pengingat bahwa aparat tidak boleh lagi sewenang-wenang, dan bahwa rakyat kecil harus dilindungi, bukan dikorbankan. Namun kata Pujiyanto, tragedi ini juga jangan dijadikan alasan untuk mengalihkan seluruh energi hanya pada kemarahan kepada aparat.
“Ingatlah, aparat hanyalah tangan. biang keladinya ada di parlemen, jika Wakil Rakyat bekerja dengan benar, serta memperhatikan massa aksi dengan seksama, saya yakin tragedi seperti ini bisa dicegah,”katanya.
Saya mengatakan ini bukan untuk mencari nama. Saya menulis karena saya tidak rela melihat bangsa ini kembali terpecah, tidak rela melihat mahasiswa yang idealis diperalat, dan tidak rela melihat rakyat kecil jadi korban dari permainan besar yang tak pernah mereka pahami. Saya ingin mengajak mahasiswa dan rakyat: teruslah bergerak
We use cookies to improve your experience on our site. By using our site, you consent to cookies.
Manage your cookie preferences below:
Essential cookies enable basic functions and are necessary for the proper function of the website.
These cookies are needed for adding comments on this website.
Statistics cookies collect information anonymously. This information helps us understand how visitors use our website.
Google Analytics is a powerful tool that tracks and analyzes website traffic for informed marketing decisions.
Service URL: policies.google.com
Tidak ada komentar