Kelompok P3 A Cikaret Desa Cikaret Di Duga Sebagian Bangunan Menggunakan Batu Dan Cadas Yang Tidak Sesuai Spek

CNO,Lebak – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi ( P3 TGAI ) merupakan program padat karya tunai dari kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air, menggunakan Dana APBN. Pelaksanaan P3 – TGAI yang di lakukan sesuai dengan pedoman Umum dan petunjuk Tekhnis.

Program tersebut juga di terima dan telah di laksanakan oleh kelompok P3A Cikaret, Desa Cikaret, Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak, Dengan Daerah Irigasi Cigemblong, Namun sangat di sayangkan pekerjaan irigasi tekhnis dari Balai Besar Provinsi Banten ( BBSWC ) di duga ada yang menggunakan batu cadas dan baru yang di ambil/ congkel dari galengan sawah warga, bukti ini hasil investigasi 2 orang tim dari awak media di lokasi, Senin 21/10/24.

Sementara ketua kelompok P3 A Cikaret saat di hubungi media via panggilan WhatsApp, Aan mengatakan, terkait ini, silahkan temui pak kades nya Kang, semua nya sudah di handle olehnya, Kami mah hanya pelaksana saja, urusan ini itu Pak Kades, terangnya.

Berbeda, dengan yang di sampaikan kepala Desa Cikaret, Hafid, saat di konfirmasi wartawan via panggilan WhatsApp hari Senin, 23/Oktober 24 mengatakan, tidak ada penggunaan cadas gambir/ cadas kuning Pak, singkatnya.

Sementara Junaedi selaku KA UPT SDA Kabupaten Lebak, saat di konfirmasi media ini mengatakan, kegiatan sudah berjalan, insya Allah dalam waktu dekat, kita akan kelokasi, dan jika memang informasi itu betul, Kita akan sarankan, kelompok P3 A Cikaret, untuk menggunakan matrial yang sudah di tentukan di RAB. Ya baiknya nya sih, menggunakan batu hitam, pungkas Juned.

Sementara hasil investigasi tim awak media di lokasi, di duga ada sebagian pekerjaan yang menggunakan matrial batu dari galengan sawah warga, dan ada juga batu cadas yang sudah di pakai, sesuai dari informasi sebelumnya.

Sumardi, salah satu investigator, mengatakan, benar ada sebagian matrial batu yang di duga tidak sesuai spek dan RAB, jadi jelas tidak mungkin bangunan pemerintah mulus sesuai petunjuk Tekhnis dan petunjuk umum yang ada di RAB, Kita sudah belasan tahun di media, manis asam garam di lokasi sudah paham, ungkapnya.

Sama halnya apa yang di utarakan Sumardi di amini juga oleh Eka, salah satu tim media yang investigasi ke lokasi, Dia menuturkan, bangunan tersebut di duga ada yang menggunakan cadas dan itu spertinya di pasang di bagian bawah, selain itu juga, bangunan tersebut menggunakan batu dari galengan sawah warga, pembuktian di lapangan ini kita buktikan dengan Poto dan vidio, juga di benarkan sama pekerja, tutur Eka.

Menurut Eka, Dirinya agak menyangsikan, bukan saja terkait penggunaan matrial batu, tapi dia juga meragukan, ketinggian ukuran bangunan, terlihat jelas, ada yang sesuai, tapi ada juga yang di duga tidak sesuai, dan selanjutnya kami akan melangkah membawa temuan ini ke Balai Besar, ujarnya.

Masih kata Eka, hal ini terjadi di duga, akibat lemahnya pengawasan dari dinas terkait dan TPM, sepertinya tidak melakukan pengawasan secara inten, dan hal ini kita temukan bukan di P3 A Cikaret doang, hampir di semua P3 A, yang mendapatkan program dari P3 TGAI pungkasnya.

Kritik yang sama juga di ungkapkan Entis Bule, nama beken dari Wijaya Darma Sutisna seorang aktivis Banten yang ikut menyoroti kegiatan pembangunan dari program P3 TGAI yang anggarannya cukup pantastis, ujar Entis Bule.

Menurutnya, tidak ada alasan untuk mengurangi kwalitas speck matrial, karena 195 juta untuk anggaran bangunan lining P3 TGAI , itu bisa selesai di bawah 100 jutaan, dan kalau pun lokasi nya jauh dari matrial, itu tidak akan habis lebih dari 150 juta., kalau tidak percaya hayo kita hitung, dengan panjang 650 meter, tinggi 80 cm di tambah lebar tembok 40 Cm, anggaran sekian sangat leluasa, tandasnya.

Jadi, tidak ada alasan apapun, tinggal punya komitmen membangun yang benar atau tidak, pungkas Entis Bule.

Din Kaka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *