PT. Cemindo Gemilang Tbk Adakan Workshop Dengan Wartawan Lebak Selatan

CNO,Lebak – Dalam rangka mempererat silaturahmi dan kemitraan, PT. Cemindo Gemilang,Tbk mengadakan workshop dengan rekan-rekan media yang tergabung dalam kelompok kerja wartawan ( Pokjawan ) Lebak selatan, bertempat wisata Bukit Layung, Desa Cimandiri, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin 18 November 2024

Hadir dalam acara ini Kepala CSR PT. Cemindo Gemilang,Tbk H. Adul Kusmono, Ajeng, Sobri, Burhanudin, Sekretaris PWI Provinsi Banten Fahdi Khalid, Humas PWI Provinsi Rd. Dede Humas PWI Provinsi Banten, Seksi bidang Litbang PWI Kabupaten Lebak Asep Dedi Mulyadi dan Hasan Sadeli, Seksi Usaha PWI Kabupaten Lebak Deni Ismayadi dan rekan-rekan wartawan Lebak selatan.

Sebetulnya bahasa workshop ini hanya kemasan saja, yang intinya kami ingin mempererat silaturahmi dan ingin ngobrol atau mungkin ada yang mau disampaikan kepada kami. Sebetulnya kami juga inginnya acara seperti ini dilakukan setiap bulan sekali, tapi karena budgetnya agak susah akhirnya baru bisa dilaksanakan di akhir tahun ini. Jadi dalam acara ini kita rilek aja tidak usah bahas apa-apa, cukup nanti mungkin ada wejangan-wejangan dari Sekretaris PWI Provinsi, terang H. A. Kusmono.

“Saya ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dengan dukungan dan kritik dan lainnya, kami juga selama ini mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan karena masih jauh dari yang diinginkan oleh kami juga rekan-rekan. Kedepannya kami akan berusaha ingin lebih dekat lagi agar sinerginya lebih terasa. Kami sadar apa yang kami lakukan ini belum sepenuhnya sesuai dengan keinginan kami dan teman-teman. Mungkin selama ini kita kurang komunikasinya, atau ada kesalahan ayo mari kita perbaiki, dan kalau ada kritik per aja sampaikan, ga usah kaku, pungkas H. Adul Kusmono.

Sementara itu, pada acara tersebut Sekretaris PWI Provinsi menyampaikan, Hari ini tentunya menjadi catatan tersendiri bagi saya pribadi, karena bisa menghadiri acara yang dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tali silaturahmi yang dibingkai dengan Workshop Wartawan yang bertema ” Membangun Integritas dan Profesionalisme Era Digital.

Sebelum lembih lanjut saya ingin memberikan apresiasi kepada PT. Cemindo Gemilang,Tbk, karena apa, kegiatan seperti ini jarang dilakukan di Lebak, tapi sering dilakukan di daerah-daerah lain yang ada perusahaan-perusahaannya, misalnya di Serang, PT. Indah Kiat nya, PT. Dikomas, Cilegon PT. KS dan lain-lain, begitu pun di Tangerang. Mereka sering mengadakan acara-acara seperti ini, walau pun nomenklaturnya harus dibuat seperti ini, karena kalau memang hanya silaturahmi biasa itukan ada semacam kis yang harus dikeluarkan, dan itu harus ada catatan-catatan tanggung jawab dari perusahaan bentuknya apa, sehingga dibentuklah acara-acara seperti ini.

Dan tema yang diangkat hari ini sangat berkaitan erat dengan masa kekinian, dimana integritas dan profesionalitas memang harus di tegakan oleh wartawan. Arti dari integritas itu yang kami ketahui adalah samanya pemikiran dengan hati, itu yang dinamakan integritas. Kalau pemikiran dengan hati tidak sama itu bukan integritas, tapi egois.

Terus profesionalisme di era digital, wartawan harus profesional dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya; Harus Independen. Independen disini adalah kita berusaha harus berada diluar pemerintahan atau pun perusahaan-perusahaan. Kita tidak boleh menjadi kepanjangan tangan atau humas dari sebuah pemerintahan atau pun instansi perusahaan.

Artinya kita memposisikan diri sebagai penyeimbang atau anjing pelacak, wasdag lah dari istilah jurnalistik. Tapi walaupun demikian, kita tidak boleh sembarangan, kita tetap melakukan cek & ricek dalan sebuah permasalahan, apalagi PT Cemindo Gemilang, Tbj ini masuk kedalam kawasan objek vital nasional. Sehingga, apapun aktifitas yang dilakukan oleh PT Cemindo Gemilang,Tbk itu menjadi perhatian masyarakat. Dan saya melihat bukan satu kali dua kali, kegiatan PT. Cemindo Gemilang ini, dalan setiap kejadiannya selalu muncul di media sosial terlebih dahulu, dan itu wajar.

Kemudian apakah lantas kita percaya begitu saja dengan kejadian yang ada di media sosial, jangn, kita sebagai wartawan tentu harus melakukan kroscek, doubelcek atau pun kalau perlu triplecek.

Misalnya ada kejadian turunnya puluhan tenaga kerja asing, yang baru,. Lantas teman-teman dilarang untuk menulis berita itu ? tidak, Krena itu fakta. Fakta adanya kegiatan yang terekam oleh kamera. Lantas apa yang terekam kamera itu juga sesuai fakta, kan tidak juga. Mungkin kita harus melakukan klarifikasi diantaranya ke PT Cemindo atau pihak manajemen, atau ke Disnaker tentang keberadaan TKA itu.

Terus, integritas wartawan juga oleh perbuatan kita sendiri, seperti contoh wartawan minta kambing saat Idul Adha. ini kan beda-beda tipis, apakah boleh ?, tidak boleh. Terus ko banyak temen-temen wartawan yang mendapatkan hal-hal seperti itu dari perusahaan. Itu kalau bisa dilarikan ke organisasi, kebetulan di Lebak Selatan ini ada organisasi Fokja wartawan Lebak Selatan, nah arahkan kesitu. Lantas apakah perusahaan boleh ngasih begitu saja ke organisasi wartawan, ya tidak boleh juga. Harus dikemas lagi dalam bentuk lain, misalnya PT. Cemindo Gemilang Tbk motong kambing lalu dibagikanlah ke wartawan-wartawan.

Saya juga berpesan, di era digital ini kan yang namanya media digital itu adalah salah satu media yang dikerjakan seluruh kegiatannya, seluruh komponennya itu melalui saran elektrik, misalnya hanya melalui satu Hp. Pengerjaan media digital adalah contoh yang terbaru atau yang terkeren adalah, ada satu media online, itu kan ada berita onlinenya tuh, terus ada yang kaya berita televisi yang di satukan, nah itu maksudnya era digital, ada streamingnya ada berita onlinenya.

Beda dengan media konvensional, tidak hanya dikerjakan oleh elektronik, ada percetakannya juga, ada tenaga iklannya segala macam, dan itu dikerjakan oleh berbagai bidang.

Namun pengerjaannya semua tidak terlepas dari etika jurnalistik. Kita tidak boleh menghakimi orang lain, tanpa sebab yang jelas kita tidak boleh mencampuri adukan fakta dengan opini kita harus pisahkan. Kita harus mengetahui mana yang fakta, mana yang opini.

Terus juga di era digital ini kan sumber hoax semua adanya di medsos. Apa beda media sosial dengan media masa. Media sosial tidak dibekali dengan payung hukum, sedangkan media ada payung hukumnya.

Lantas kemudian dengan cepatnya informasi di media sosial, itu tidak serta merta kebenarannya seratus persen, dan itu diyakini oleh semua orang sumber hoax adalah medsos.

Terus terang aja musuh kita di era sekarang ini, musuh kita atau lawan kita adalah media sosial, baik kecepatan atau lainnya. Cuman kita masih bersyukur, akurasi dari media sosial kita masih menang. Kita masih menjadi salah satu lembaga yang dipercaya oleh masyarakat. Makanya kalau ada isu atau berita hoax di media sosial, yang tentunya masyarakat belum mempercayainya sebelum ada muncul di media masa.

(Didin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *